MENTARI PAGI EDISI 638, JUMAT 08 JANUARI 2021
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas M. H. Thamrin
08 Jan 2021
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (07/01/2021) mengalami penguatan signifikan sebesar (+1.45%) sehingga IHSG berada pada level 6153.633. Hanya terdapat satu sektor saja yang mengalami pelemahan sementara sektor lainnya optimis menguat.

Sektor Mining menjadi sektor terunggul pada perdagangan kemarin dengan penguatan tertinggi sebesar (+5.61%) diiringi dengan penguatan pada sektor Basic Industry and Chemicals yang menguat pada posisi kedua sebesar (+2.12%). Sementara sektor yang mengalami ketertinggalan ialah sektor Miscellaneous Industry dengan pelemahan yang cukup besar yakni sebesar (-1.01%). Tercatat sebesar 23.450 milyar saham diperjual-belikan sehingga menghasilkan total nilai transaksi sebesar 21.828 triliun. Asing ikut berperan dalam penguatan IHSG pada perdagangan kemarin dengan melakukan aksi beli dan menghasilkan Net Foreign Buy sebesar 845.39 milyar.

Hari ini kami memprediksi bahwa IHSG akan mengalami pelemahan. Hal ini dikarenakan terjadinya konflik pemberontakan di Amerika Serikat pada hari kemarin yang berpotensi akan menyambar pasar di Tanah Air, selain itu adanya rencana melakukan PSBB di pulau Jawa-Bali juga dapat memicu melemahnya nilai IHSG. Jika dilihat dari sisi teknikalnya, indikator Stochastic Oscillator sudah mendekati area overbought yang dapat dijadikan sinyal berhati-hati karena akan terjadi reversal.


BERITA EKONOMI

Mantap! Harga CPO Tembus Rekor Level Tertinggi

Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus mengalami kenaikan sejak Juni 2020 dan diperkirakan akan terus naik hingga semester I tahun ini seiring sentimen positif dari Malaysia & Indonesia. Berhasil menyentuh level tertinggi  lebih dari 10 tahun terakhir.

Tren positif ini telah membawa harga CPO di Bursa Malaysia Derivative Exchange telah menyentuh level RM 3.600 per ton. Harga tersebut merupakan harga CPO tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir. Perlu diketahui bahwa Malaysia dan Indonesia memproduksi 85%  pasokan CPO dunia.

Di sisi lain, berdasarkan jajak pendapat Bloomberg, persediaan CPO Malaysia pada Desember 2020 diperkirakan terkontraksi hingga 24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menjadi hanya sebesar 1,18 juta ton. Angka produksi itu merupakan posisi terendah sejak 2007.

Harga CPO baru akan mulai turun pada kuartal kedua dan ketiga. Sehingga secara rata-rata harga CPO tahun ini diperkirakan berada di RM 3.217/ton. Kendati ada kenaikan pungutan ekspor minyak sawit tetapi ketatnya pasokan akibat cuaca ekstrem dan hujan lebat akan tetap mendongkrak harga. Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) memperkirakan harga CPO bisa menyentuh level tertingginya di RM 3.850/ton pada kuartal pertama tahun ini.

Menurut Hima AE, harga CPO masih akan melanjutkan kenaikan signifikan hingga 7,7% sepekan dan menyamai harga tahun 2011. Penurunan jumlah pasokan akibat La Nina serta naiknya permintaan menjadi alasan utama. Tak ketinggalan, harga minyak mentah (WTI) ikut melonjak 5% terdorong oleh adanya ekspektasi pemulihan ekonomi dan pemangkasan produksi minyak oleh Arab Saudi sebesar 1 juta bph. penguatan harga minyak sawit itu berhasil didorong oleh kenaikan harga rekan minyak nabati lainnya, minyak kedelai, dan minyak bumi.

Sepanjang tahun berjalan 2020, harga CPO telah terapresiasi 3,83 persen. Adapun, penguatan itu masih mengikuti tren pergerakan yang terjadi sepanjang tahun lalu. Pada 2020, harga CPO menguat hingga 27,95 persen.

Di tengah prospek pemulihan permintaan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, gangguan pasokan akan menjadi katalis positif kuat untuk harga CPO bergerak naik. Apalagi, terjadi di produsen CPO terbesar kedua di dunia.

Sumber: CNBC-Kontan


REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Kamis, 07 Januari 2021 PT. AKR Corporindo Tbk (AKRA) ditutup menguat sebesar +7,23% pada harga Rp 3.410. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Candle Long White Body yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator EMA 10,24, Stochastics dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Dari indikator EMA 10,24 dapat kita simpulkan bahwa pergerakan harga saham AKRA dalam kondisi uptrend. Hal ini dikarenakan garis EMA 10 berada di atas garis EMA 24. Begitu juga dengan Stochastics yang memotong garis sinyal dari bawah ke atas. Hal ini dapat dijadikan sebagai sinyal untuk buka posisi beli (buy).

Indikator-indikator di atas juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).


Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 3.580

Stop Loss        : Rp 3.340

(DISCLAIMER ON)





Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2021/01/08/mentari-pagi-edisi-638-kamis-08-januari-2021/